Senin, 05 Oktober 2009

SEJARAH SINGKAT YAYASAN PRAYOGA RIAU

Sejarah karya pendidikan katolik di Propinsi Riau terbagi menjadi tiga periode yaitu: Masa Misi, Masa Yayasan Prayoga Perwakilan Riau (YPPR), dan Masa Yayasan Prayoga Riau (YPR).

I. MASA MISI

Pendidikan Katolik pertama kali dicanangkan oleh para misionaris Kapusin dan beberapa suster Kongregasi Kasih Yesus dan Maria (KYM) dengan kedatangan mereka di kota Bagansiapiapi pada tahun 1928. Mereka membuka sekolah yang diberi nama Hai Ching School (HCS) dengan jumlah murid 27 orang. Pada tahun yang sama, tidak lama setelah membuka sekolah di Bagansiapiapi, para misionaris dari Belanda juga merintis sekolah-sekolah di Selatpanjang. Sekolah yang didirikan pertama kali adalah sebuah Taman Kanak-Kanak.

Dalam perkembangannya, pada tahun 1942, ketika Jepang menjajah Indonesia, para pastor dan suster Belanda ini diusir dan diasingkan, sehingga sekolah HCS di Bagansiapiapi pun ditutup. Untungnya, seorang awam katolik bernama Kho Hok Yan dengan berani tetap membuka sekolah dengan bendera “sekolah katolik”. Tahun 1949 para pastor Belanda tadi diperbolehkan kembali ke Bagansiapiapi dan mereka membuka kembali sekolah RK Hai Ching School. Waktu itu jumlah siswa sudah semakin banyak, yaitu 150 orang. Sementara itu di Selatpanjang pada tahun 1962 Pastor Bergamin, S.X. dan Pastor Laurentius, S. X. mulai membangun SMP dengan nama “Yos Sudarso”.

Selanjutnya, pada tahun 1953 didirikan sebuah sekolah TK di Pekanbaru, di daerah yang saat itu bernama Jalan Raya Bangkinang atau Batu Satu. Sekarang, daerah inilah yang dikenal sebagai jalan Ahmad Yani, tempat berdirinya SD Santa Maria 1. Yang merintis pembangunan sekolah-sekolah ini adalah para pastor Xaverian, yakni Pastor R. Danielli, S. X. dan Pastor Nardello, S. X. Awalnya, mereka mendirikan gedung gereja dan pastoran. Di dekat pastoran tersebut dibangunlah TK Santa Maria, sebagai cikal bakal sekolah-sekolah di Pekanbaru. Pada 1956 SD Santa Maria dibangun, dilanjutkan dengan SMP Santa Maria pada tahun 1961 dan tahun 1972 SMA Santa Maria Pekanbaru.

Upaya para misionaris untuk memajukan pendidikan di Riau tidak hanya terbatas di daerah-daerah pesisir yang saat itu relatif lebih mudah dijangkau. Tahun 1960 mereka mulai masuk ke daerah pedalaman, yakni ke Duri dan Airmolek. Pada tahun 1960 dibangun sebuah SD dan SMP di daerah Sebanga, Duri, yang saat itu masih berupa hutan. Mula-mula sekolah ini dibagun untuk keperluan pendidikan anak-anak karyawan PT Caltex Pacific Indonesia (PT CPI), namun dalam perjalanannya sekolah-sekolah ini juga diminati oleh masyarakat di luar PT CPI.

Di Airmolek sekolah mulai dibuka pada tahun 1961 yakni dengan didirikannya sebuah Taman Kanak-Kanak. Pada mulanya sekolah ini menempati sebuah rumah kosong milik seorang karyawan di Stanvac bernama Bollier. Dalam perkembangannya pada tahun 1968 didirikan gedung sekolah dengan delapan ruang kelas dan satu ruang kantor di atas tanah dan perkebunan yang dihibahkan oleh Bapak Bollier.

II. MASA YAYASAN PRAYOGA PERWAKILAN RIAU (YPPR)

Sekolah-sekolah yang didirikan olah para misionaris itu kemudian diserahkan kepada Keuskupan Padang untuk pengelolaan lebih lanjut. Yang mengelolanya adalah Yayasan Prayoga. Untuk sekolah-sekolah di daerah Riau disebut sebagai Yayasan Prayoga Perwakilan Riau.

Perkembangan Yayasan Prayoga Perwakilan Riau (YPPR) tidak bisa dilepaskan dari peran besar Pastor Adolfo La Ruffa, S.X., selaku Ketua YPPR. Pada masa kepemimpinannya, sekolah-sekolah yang telah dirintis oleh para misionaris semakin dikembangkan. Perluasan, pembangunan gedung, serta penambahan fasilitas dilakukan terus menerus. Tahun 1969 mulai dibangun SD Santa Maria 2 Pekanbaru. Tahun 1970, TK dan SD Santa Theresia Airmolek juga dibangun. Selanjutnya pada periode 1974 – 1979 dibangun dan dilengkapilah sekolah-sekolah di Duri, Dumai, Bagansiapiapi, Selatpanjang, dan Pekanbaru.

Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diutamakan oleh YPPR, mutu dan kesejahteraan guru pun diperhatikan. Guru dan karyawan diikutsertakan dalam program Yadapen. Pada masa ini juga mulai diberlakukan penghapusan uang sekolah untuk anak karyawan.

Peraturan-peraturan yayasan pun mulai ditata menjadi lebih baik dan kemudian dilegalkan.

Pada waktu itu YPPR sudah dibagi menjadi beberapa wilayah/koordinatorat, yaitu:

a. Duri – Dumai – Bagansiapiapi

b. Airmolek

c. Pekanbaru

d. Selatpanjang

Ketua YPPR yang pertama adalah Pastor Adolfo La Ruffa, S. X. dilanjutkan oleh Pastor Arnoldi, S. X., Pastor dr. Yohanes Halim, Pr., kemudian Pastor Antonius Konseng, Pr., M. Sc.

III. MASA YAYASAN PRAYOGA RIAU (YPR)

Perkembangan sekolah/pendidikan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan perundang-undangan yang ada di Indonesia. Tahun 2001 muncul Undang-Undang Yayasan yang berimplikasi pada pemisahan karya kependidikan dan kesehatan di Yayasan Prayoga. Oleh karenanya, tahun 2002 YPPR berubah menjadi Yayasan Prayoga Riau (YPR) dan secara khusus mengelola bidang pendidikan. Mulai tahun itu juga YPR menjadi sebuah lembaga otonom yang terpisah dari Yayasan Prayoga yang berkedudukan di Padang.

Sejak berdirinya YPR, semakin banyak perhatian yang diberikan oleh Pengurus Yayasan baik kepada siswa, maupun pada pendidik dan tenaga kependidikan. Rehabilitasi dan renovasi diadakan dimana-mana: penambahan fasilitas untuk siswa seperti laboratorium IPA dan Bahasa, buku-buku perpustakaan, serta alat-alat multimedia; pelatihan-pelatihan untuk para guru. Dalam bidang kesejahteraan, pendidik dan tenaga kependidikan diikutsertakan dalam Jamsostek dan Askes, selain dari Yadapen yang sudah sejak lama diikuti. Koordinatorat yang semula terdiri dari empat wilayah berkembang menjadi tujuh koordinatorat. Koordinatorat-koordinatorat tersebut adalah:

a. Pekanbaru: meliputi wilayah kota Pekanbaru

b. Airmolek: meliputi wilayah kabupaten Indragiri Hulu

c. Duri: meliputi wilayah kecamatan Mandau, Tanah Putih, dan Simpang Bangko

d. Dumai: meliputi wilayah kota Dumai dan Pulau Rupat.

e. Selatpanjang: meliputi wilayah kecamatan Tebing Tinggi, Pulau Sungai Dua dan Kudap.

f. Bagansiapiapi: meliputi wilayah Bagansiapiapi

g. Baganbatu: meliputi wilayah Baganbatu dan Balam

Saat ini YPR mengelola 33 sekolah mulai dari Play Group sampai dengan SMA yang terdiri dari 1 buah Play Group, 7 Taman Kanak-kanak, 15 Sekolah Dasar, 7 Sekolah Menengah Pertama, dan 4 Sekolah Menengah Atas. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di 7 koordinatorat, baik yang terdapat di daratan Sumatera maupun yang berada di daerah kepulauan, seperti Pulau Tebing Tinggi, Pulau Bengkalis, Pulau Rupat, dan Pulau Padang. Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang berkarya di YPR berjumlah 614 orang. Siswa yang bersekolah sebanyak 13.310 orang.

Saat ini YPR dipimpin oleh Ir. Frans S. Sembiring sebagai Ketua Pengurus. Beliau menggantikan Pastor Antonius Konseng, Pr., M. Sc. yang yang diangkat menjadi Ketua Pengurus Yayasan Salus Infirmorum.

Perjalanan YPR mengalami banyak pasang surut. Terjadi dinamika antara hal-hal yang membanggakan, menguntungkan, dan merusak serta memalukan. Yang masih segar dalam ingatan kita adalah peristiwa demonstrasi dan pemogokan yang dilakukan pada tahun 1996 dan tahun 2006. Namun, syukur kepada Tuhan, masa suram tersebut bisa berlalu dengan baik.

Tahun ini genaplah YPR yang tercinta memasuki usia empat puluh tahun atau pancawindu.

YPR selalu berupaya untuk setiap saat meningkatkan pelayanan pendidikan. Ke depan, YPR akan terus menerus mengupayakan hal-hal sebagai berikut:

a. Rehabilitasi bangunan di berbagai wilayah

b. Penambahan sarana dan prasarana di sekolah-sekolah

c. Pelatihan-pelatihan profesi guru

d. Mengikutsertakan pendidik dan tenaga kependidikan dalam Jamsostek dan Askes

e. Pembenahan manajemen dengan menganut sistem Good Corporate Governance (GCG) dan menempuh Blue Ocean Strategy (BOS)

f. Menyusun Kurikulum Budaya Melayu

YPR berkomitmen untuk selalu meningkatkan mutu profesi pendidik, meningkatkan pelayanan pendidikan, sekaligus ikut berkontribusi dalam pembangunan provinsi Riau melalui pendidikan, mewujudkan Visi Riau sebagai salah satu Sentra Pendidikan yang diperhitungkan.

Apalah tanda batang Cendana

Daunnya rimbun tak akan layu

Dirgahayu Yayasan Prayoga

Berjaya untuk tanah Melayu

DIRGAHAYU YPR!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar